Resensi Buku: Neverwhere - Neil Gaiman

"Kau punya hati yang baik," katanya pada Richard. "Suatu hari itu sudah cukup untuk membuatmu selamat di mana pun kau berada." Lalu dia menggeleng. "Tapi lebih sering lagi, tidak." (hal. 14)

Neverwhere bercerita tentang Richard Mayhew, seorang pria dengan kehidupan biasa di London yang biasa. Kau tau, pekerjaan kantoran, kawan-kawan yang bisa diajak pergi minum-minum di akhir pekan, apartemen yang lumayan, tunangan yang cantik jelita tapi selalu menuntut.

Dan apa hal paling biasa yang mungkin dilakukan ketika kau menemukan seorang gadis terluka tergeletak di trotoar? Richard menolongnya. Dan entah apakah itu merupakan pilihan yang bagus, karena detik berikutnya Richard kehilangan semuanya. Dan satu-satunya cara mendapatkannya kembali adalah membantu Door, gadis yang baru saja ditolongnya mencari tahu siapa pembunuh keluarganya. Bersama pengawal gadis itu, Hunter, juga Marquis de Carabas, mereka menelusuri dunia bawah London yang penuh bahaya, monster, dan keajaiban.

Waktu awal-awal baca buku ini, aku keinget The Graveyard Book, alias satu-satunya buku Neil Gaiman lain yang pernah kubaca. Kesan bagaimana masalah yang datang memang tidak terelakan, sebaik apapun kau mencoba menjalani hidup, things happens and all you can do is to deal with it. Memang bukan jenis premis yang langka tapi cara penulis menyajikannya juga sebagai sarana pembaca menjustifikasi karakter Richard, benar-benar merangkum apa yang disampaikan kutipan yang kutulis di atas.

Aku memang bilang 'tak terelakan', tapi sebenarnya, Richard bisa saja menghindari semua kesusahannya jika dia tidak menolong Door di awal (atau mungkin gak juga). Tapi itu bukan Richard.

Karakterisasi para tokoh di novel ini memang kuat, juga dengan deskripsi yang detil yang memudahkan pembaca membedakan satu dengan yang lainnya. Semuanya punya kepribadian yang unik. Bahkan sulit membenci antagonisnya, setidaknya buatku. Mr. Croup dan Mr. Vandemar, duo pembunuh bayaran ini sadis, dan penulis tidak ragu menggambarkan sejauh apa kejahatan yang bisa mereka lakukan. Tapi tetap saja, dinamika mereka menarik diikuti.

Selain karakternya sendiri, aku juga suka bagaimana perkembangan karakternya begitu halus. Kalau dipikir-pikir, mengingat bagaimana di akhir cerita Richard berkata pada dirinya bahwa ia telah menjadi orang yang berbeda (setelah melewati semua petualangan dunia bawah, tentu saja), aku baru sadar perkembangan karakternya tidak dimulai sejak dia berada di dunia bawah. Tapi justru saat ia mulai menolong Door dan memutuskan, meski dibawah tekanan kepentingan orang lain, untuk melakukan apa yang dia mau. Dari hal kecil begitu, pelan-pelan hingga menuju akhir Richard benar-benar menjadi orang yang sama sekali lain.

Ada sebuah bagian menjelang klimaks. Jadi mungkin ini agak spoiler, (but I'll try to not spoil it) tapi aku bener-bener suka adegan ini, memberi makna lain soal "yang penting adalah proses" karena bahkan saat kekecewaan sudah bersumpah ancaman kematian. Apa yang dibangun, meski nampaknya sekadar kewajiban satu sama lain, ternyata memang berarti. Yah begitu, pokoknya harus baca sendiri supaya ngerti aku ngomong apa wkwkwk.

Dan aku gak ngomongin kalau hubungan kedua karaker ini bikin baper atau gimana ya. Romance bener-bener sedikit di novel ini, nyaris gak ada. Tapi seberapa sering ada cerita yang hubungan platonisnya benar-benar mengharukan?

Satu hal lagi yang patut di apresiasi adalah, bagaimana tokoh utama tidak serta merta langsung jago ketika hidup di dunia fantasi. Bahkan sampai akhir, Richard (bisa dibilang) mencoba menggunakan skillnya dibidang analisis investasi untuk mendistraksi musuh. Tapi yah, beberapa pertarungan terberatnya memang tidak melibatkan senjata, dan pada kenyataanya memang begitu kan? Sejahat pikiran terburuk yang dihasilkan oleh diri sendiri, yang kaupikir harus dilawan sendiri, tapi nyatanya tidak begitu.

Dan itulah, Neverwhere, biar "hanya" mengambil dunia imajinasi di bawah London, keajaibannya sama sekali tidak kurang. Worldbuildingnya pas dalam arti tidak menyisakan banyak tanya tapi memuaskan, begitu juga ritme ceritanya dan aku jatuh cinta sama cara penulis bikin transisi antar mini bab, hal sesepele itu aja bikin ngerasa puas.

Judul: Neverwhere (1997)
Judul terjemahan: Kota Antah Berantah
Penulis: Neil Gaiman
Penerjemah: Donna Widjajanto
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Mei 2017 (Cetakan ke-3)
Tebal: 440hlm



Komentar

Postingan populer dari blog ini

2nd Blogoversary Giveaway

My 2017 Wishlist

BBI Giveaway Hop

A Study in Scarlet - Sir Arthur Conan Doyle

Max Havelaar - Multatuli