NEGERI PARA BEDEBAH - Tere Liye
Judul : NEGERI PARA BEDEBAH
Pengarang : Tere Liye
Desain & Ilustrasi sampul : eMTe
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Cetakan ke-1, Juli 2012
Jumlah Halaman : 440 hlm
Pengarang : Tere Liye
Desain & Ilustrasi sampul : eMTe
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Cetakan ke-1, Juli 2012
Jumlah Halaman : 440 hlm
ISBN : 978-979-22-8552-9
Genre : Thriller, Action, Mystery, Crime
Setelah selesai membaca cerbung Bumi yang hanya 20 episode plus
bolong-bolong itu. Saya teringat ketika pernah 'menjelajahi' fanpage
Tere Liye di tahun 2011 (No! I didn't stalk, I investigate!) Ada
beberapa cerbung berjudul 'Bangsat-Bangsat Berkelas' . Maka saya
googling kalimat itu.
Dan menyesal pernah membacanya, bukan karena ceritanya tidak seru,
malah sebaliknya seru sekali. Sialnya, di 92% cerita. Ceritanya di
stop, saya harus baca novelnya, demi 8% sisanya. Yang ternyata
setelah di bumbui rasa penasaran, rasanya lebih baik dari 50%.
Dibuka dengan kenyataan menyebalkan bahwa Thomas yang baik hati
harus membantu Om Liem, penjahat ekonomi, untuk melarikan diri dari
jeratan kebangkrutan. Sebenarnya, Thomas sangat membenci Om Liem, benci sekali.
Perbuatannya ini juga bukan atas nama kasih sayang terhadap Om Liem.
Simpel saja, Dendam, dendam atas kematian orang tua-nya. Orang jahat
yang sama ingin menghancurkan keluarganya dua kali, mana bisa Thomas
membiarkannya. Maka jangan heran, dalam sisa waktu dua hari ia harus bisa
menyelamatkan Bank Semesta, agar penjahat itu tidak bisa tertawa dua
kali.
Memang, tak ada yang bisa jadi benar-benar tokoh protagonis dalam buku ini. Semua orang jahat, licik, bahkan Thomas sendiri. 'Dunia ini tidak hitam-putih' . Teman saya yang baik-hati-yang-ibu-nya-penggemar-tere-liye-itu-tea
sampai marah-marah ketika tau Thomas berhasil lolos dari polisi. Saya
hanya bisa menyeringai, bagaimanapun pembaca butuh pahlawan. Jadi, saya
menjadikan Opa dan bu Menteri sebagai pahlawan. Horeee!! *ganyambung
Selain itu, sedikit banyak buku ini menjelaskan secara sederhana
prinsip ekonomi modern (yang kotor). Dan sangat menarik mengetahuinya
Ohya, buat kalian pembaca 'Bangsat-Bangsat Berkelas', disini ada
beberapa revisi dari cerbungnya. Misal kata 'Bangsat' yang diganti
Bedebah. Atau 'Biru' diganti 'Lembayung'. Tidak penting sih, tapi urusan
Biru dan Lembayung ini merusak imajinasi saya sebelumnya. Tapi,
seandainya tidak diganti juga bisa bahaya. Nanti si Biru tersinggung.
Sayangnya efek kejutannya agak kurang menggelegar. Beberapa terlalu
terbuka petunjuknya, seperti cerita Opa yang diselipkan seakan tidak
penting tapi itu penting, itu terlihat jelas. Atau, penghianat yang
dimaksud Thomas, jelas dia sudah menyebutkan suatu keganjilan dari orang
itu. Tapi, tidak masalah, karena kejutan yang sesungguhnya yang paling
penting, (meskipun mungkin pernah terlintas di pikiran pembaca)
benar-benar di luar ekspetasi.
Kesimpulannya buku ini seru, dan siapa sih yang tidak suka action? Eh, tapi bisa saja ada sih..
Sekarang, ah, lagi-lagi karena ini buku berseri, saya harus menunggu
sampai ada kesempatan membaca Negeri Di Ujung Tanduk. (Untuk menjawab
pertanyaan yang belum terjawab)
Orang terkadang lupa, orang-orang di sekitarnya yang selama ini terlihat biasa saja dan sederhana, justru adalah bagian terpenting dalam hidupnya. (269)
Terlambat adalah terlambat. Tidak ada bedanya terlambat beberapa detik dengan terlambat beberapa jam. (274) *buat teman-teman ku yang suka ngaret satu jam. Semoga kalian baca ini*
Melakukan perjalanan, bertemu banyak orang, membuka diri, mengamati, mencoba sendiri, memikirkan banyak hal, adalah cara tercepat belajar.
Komentar
Posting Komentar