The Picture of Dorian Gray - Oscar Wilde

goodreads
Judul: The Picture of Dorian Gray
Judul terjemahan: Lukisan Dorian Gray
Pengarang: Oscar Wilde
Penerjemah: Diyan Yulianto
Penerbit: Laksana
Terbit: Cetakan ke-1, 2015
Tebal: 276 hlm
Genre: Classic
ISBN 978-602-255-782-1
Lord Henry mengamati pemuda itu. Benar, anak muda itu benar-benar luar biasa tampan, dengan bibir melengkung yang bewarna kemerahan, mata birunya yang polos, rambut keemasannya yang agak bergelombang. Ada sesuatu dalam wajahnya yang dapat membuat orang lain langsung memercayainya. ... Dia memang tercipta untuk dipuja.—p. 35
Semuanya berawal dari studio lukis milik Basil Hallward. Seperti biasa dalam beberapa waktu selama beberapa bulan terakhir, Dorian Gray datang ke sana untuk menjadi model lukis Basil. Tapi pada hari itu, Lord Henry juga hadir untuk melihat mereka. Basil sudah mengusirnya supaya tidak mengganggu mereka, tetapi Dorian ingin Lord Henry tetap tinggal.
Karena dengan memengaruhi seseorang berarti kau telah memberikan satu jiwa yang baru padanya. Dia tidak lagi berpikir sebagaimana dirinya, atau digerakkan oleh semangat alaminya. ... Dia menjadi gema dari bunyi musik orang lain, seorang aktor dari sandiwara yang tidak ditulis untuknya. ...—p. 37-38
Ada alasan lain mengapa Basil tidak ingin Lord Henry berada satu ruangan dengan Dorian. Kecuali pada dirinya, Lord Henry memiliki kemampuan untuk memengaruhi orang lain dengan kata-katanya. Seringkali, pengaruhnya itu bukan pengaruh yang baik. Dan benar saja, baru beberapa saat mereka berbincang, pandangan Dorian tentang ketampanannya berubah.
Betapa menyedihkannya! Aku akan semakin menua, dan jelek, juga buruk rupa. Tapi, lukisan ini selamanya akan tetap muda. Tidak akan pernah menua sedikit pun semenjak siang hari di bulan Juni ini ... Seandainya ada cara! Seandainya aku bisa tetap selalu muda, dan seandainya lukisan ini saja yang menua, bukannya aku! Seandainya bisa begitu, seandainya bisa seperti itu—aku rela memberikan segalanya. Ya, tidak ada hal lain yang kuinginkan di dunia ini melebihi keinginanku tersebut.”—p. 53
Ada banyak hal yang terjadi setelah itu. Dorian jatuh cinta pada seorang artis, Sybil Vane. Atau mungkin tepatnya, dia mencintai akting dan paras gadis itu tanpa pernah mencintai karakternya. Saat malam dia memamerkan penampilan gadis itu pada Lord Henry dan Basil, ia sangat kecewa. Gadis itu berkata perasaan cintanya pada Dorian menghancurkan rasanya mengenai seni. Dorian mencampakkannya, dan entah bagaimana dia melakukan kekejiannya yang pertama.

Ia mengetahui itu saat melihat lukisannya, yang senyumnya kian terlihat kejam seiring dosa-dosa yang ia perbuat. Awalnya ia merasa bersalah, tapi karakter Dorian bukanlah jenis yang suka merasa bersalah. Ia lebih suka menyalahkan orang-orang disekitarnya daripada dirinya sendiri.

Daripada menggunakan lukisan itu sebagai cerminan jiwanya, agar ia bisa jadi menjadi orang yang lebih baik. Dia malah menganggap lukisan itu sebagai makhluk malang yang harus menanggung keburukkan rupa akibat semua kejahatannya (dan dia menikmati untuk membuatnya jadi lebih buruk lagi!). Memang tidak disebutkan apa saja kejahatan yang dilakukan Dorian, tapi mungkin hal itu berhubungan pencariannya mengenai berbagai benda-benda artistik, entahlah. Karena, jujur saja, bagian ketika dijabarkan mengenai ketertarikan Dorian terhadap banyak hal yang berubah-ubah sangat membosankan.

Sebenarnya saya tidak terlalu memahami buku ini. Jadi maaf saja kalau ulasan ini membuat kalian kecewa. Tapi perlu saya katakan, saya bahkan tidak bisa membenci Dorian sepenuhnya. Pesonanya yang menghancurkan dirinya sendiri juga sampai pada pembaca. Sikap keras kepalanya yang tidak mau menyalahkan diri sendiri entah bagaimana membuat saya juga merasa tidak bisa sepenuhnya menyalahkannya.

Ada Lord Henry yang memengaruhinya tapi hal itu juga tidak serta merta membuat Lord Henry jadi jahat, bukan salahnya kalau Dorian menyerap pengaruhnya itu, bukankah Basil juga tidak terpengaruh oleh Lord Henry? Jadi siapa yang sebenarnya bersalah? Tidak ada yang benar-benar jahat di buku ini, walau tidak ada orang baiknya sama sekali. Dorian Gray adalah korban, korban dari kebusukkan jiwanya sendiri. Awalnya hanya noda kecil, tapi ketika kita mengampuni diri sendiri tanpa benar-benar merasa bersalah, dosa-dosa itu jadi terlihat amat sepele dan membuat kita ... yaah, penasaran untuk membuat yang lebih besar.

Jadi begitulah, Dorian Gray menunjukkan kita akibat dari hasrat berlebihan mengenai penampilan alih-alih amalan. Hal unik lain, saya temukan pada diri Basil Hallward, yang jelas-jelas menunjukkan kecenderungan gay, saya bertanya-tanya bagaimana pendapat orang-orang yang membaca buku ini ketika pertama kali diterbitkan.

Meski begitu buku ini masih memiliki kekurangan, walau bukan dari segi cerita sebenarnya, kesalahan penulisan tanda kutip masih banyak sekali, mungkin bisa jadi pertimbangan untuk cetakan selanjutnya. Lalu, saya sebenarnya tidak tahan melihatnya covernya lama-lama, saking menyeramkannya. Atau mungkin ini malah jadi keunggulannya? menggambarkan secara tepat betapa mengerikannya lukisan Dorian Gray? Selebihnya saya suka buku ini, terutama karena terjemahannya tidak sebelibet yang saya bayangkan.

Komentar

  1. Sebenernya lagi cari rekomen novel-novel klasik yang populer dan agak horor, terus nemu review ini. Tagline di bawahnya aja udah nyeremin, jadi mau gimana gitu kalo mau beli novel ini :3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo gitu buku ini cocok banget, btw thanks for comment! :D

      Hapus
  2. Ka mau tanya kira2 ada ga ya novel terjemahannya?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Misteri Kota Topeng Angker - Yovita Siswati

They Do It with Mirrors - Agatha Christie

Level Up! Giveaway Hop

Menulis untuk Melupakan

My 2017 Wishlist