The Confession - John Grisham


goodreads
"Aku melihat lusinan setiap hari. Mereka berdusta tentang segala-galanya. Mereka berdusta karena kebiasaan. Mereka berdusta padahal kejujuran justru bisa menyelamatkan mereka."
Sebelum bercerita tentang bagaimana buku ini begitu berkesan setelah kubaca, aku ingin bercerita bagaimana buku ini begitu berkesan bahkan sebelum kubaca. Kalau tak salah ingat, waktu tahun 2014 ada sebuah event Reading Challenge buku-buku genre misteri, salah satu penulis yang jadi sub-temanya adalah John Grisham.

The Confession, adalah adalah buku yang kuniatkan untuk dibaca pada tema di bulan itu. Tapi setelah berkali-kali ke toko buku, ternyata bukunya habis stok dan akhirnya saya beli The Litigators (yang gak kalah seru). Jadi yah, bisa dibilang, bisa membaca buku ini setelah bertahun-tahun jadi wishlist, bagiku ini bukan hal biasa.

Oh iya, satu lagi, melihat tebal halamannya aku rasa aku harus berterima kasih pada program #30menitbaca Bookmate. Serius deh, kalau bukan karena ikut program itu entahlah buku ini akan selesai dibaca dalam berapa lama 😂.

Nah baiklah, sekarang mari bercerita soal The Confession, tokoh-tokoh utama dalam buku ini adalah Keith dan Robert serta orang-orang yang mereka wakili, yang sama-sama berada di tempat yang salah. Donte yang telah mendekam selama 11 tahun di penjara hukuman mati atas kejahatan yang tidak dia lakukan serta Boyette, penjahat kambuhan yang tiba-tiba ingin bertobat karena kanker mulai merasuk tubuhnya.

Memiliki tengat waktu kurang dari lima hari, novel ini dipenuhi dengan kilas balik dan deskripsi detail mengenai emosi dan penderitaan Donte selama di penjara juga tentu saja semua tidakan tidak adil orang-orang yang bertanggung jawab atas penangkapannya. Secara singkat, seluruh kisahnya membuat lelah pikiran dan hati. Kalau niat Grisham adalah membangun simpati dan perasaan muak pada pembaca, maka dia sukses besar.

Hal paling menyebalkan, adalah fakta-fakta yang dipaparkan kepada pembaca untuk akhirnya bisa memecahkan kepingan-kepingan misteri soal ketidakbersalahan Donte sebenarnya juga diketahui oleh para polisi dan orang-orang yang harusnya bertanggung jawab. Tapi alih-alih mencoba mencari kebenaran, mereka rupanya lebih sibuk membuat kebenaran versi sendiri.

Lucu bagaimana salah satu alasan penahanan Donte adalah karena masyarakat sedang “haus akan keributan”, bahkan meski hal itu berarti menghabiskan banyak uang negara tapi sekaligus mempertanyakan kenapa masih ada yang membela Donte sampai harus membuat keributan.

Sesuai dengan tebalnya, buku ini adalah buku yang penuh. Isu rasial menjadi salah satu bahasan yang diangkat, bagaimana stereotip yang melekat pada Donte seolah menjadi alasan para orang-orang kulit putih “mengizinkannya” menjadi korban. Juga kekejaman media pencari sensasi yang bisa-bisanya memungut keuntungan dengan memanipulasi duka orang lain.
"Setelah berdoa memohon keadilan, dia berdoa untuk kedamaian, bukan kedamaian untuk menghidari kerusuhan, melainkan kedamaian yang masih harus ditemukan dalam masyarakat di mana pemuda-pemuda kulit hitam dijatuhi hukuman dalam jumlah besar, di mana mereka di eksekusi lebih sering daripada ras-ras lain, di mana kriminalitas yang dilakukan orang-orang kulit hitam dianggap lebih berat daripada kriminalitas sama yang dilakukan orang-orang kulit putih."
Tapi favoritku mungkin adalah tentang bahasan anti-sekulerisme yang ditawarkan. Rasanya menarik saja, bagaimana buku yang berasal dari negara yang konon paling liberal, justru mempromosikan hal ini. Atau mungkin itu hanya cara Grisham dalam mencoba mengambil sudut pandang yang berbeda. Entahlah.

Judul: The Confession
Judul Terjemahan: Pengakuan
Pengarang: John Grisham
Penerjemah: Julanda Tantani
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Cetakan ke-3, Mei 2016
Tebal: 688 halaman



Komentar

Postingan populer dari blog ini

2nd Blogoversary Giveaway

My 2017 Wishlist

BBI Giveaway Hop

A Study in Scarlet - Sir Arthur Conan Doyle

Max Havelaar - Multatuli