Komet Minor - Tere Liye

goodreads

“.... Tapi kita telah bertahan dengan sangat baik. Dalam petualangan ini, itulah kata kuncinya, bertahan selama mungkin. Tidak masalah kita kalah satu-dua pertarungan, atau malah kalah berkali-kali, tapi pastikan kitalah yang tetap berdiri tegak di akhir semua kisah.”—Batozar

Berbeda dengan petualangan antar buku sebelumnya, di mana waktu berlalu untuk Ra dkk setelah suatu petualangan untuk menjalani masa-masa sekolah membosankan, menjaga rahasia, menjaga Ali tidak membuat keributan, dan mendengarkan anekdot-anekdot relatable dari guru-guru sekolahnya. Kali ini mereka tak punya waktu untuk beristirahat. Segera setelah si Tanpa Mahkota mendapatkan portal menuju Komet Minor, saat itu pula Ra dkk harus menyusul.

Keberuntungan muncul di detik-detik terakhir ketika Batozar datang dan secara keseluruhan membantu mereka bertualang di dunia baru, bernama Komet Minor.

Dunia baru, kultur baru, topografi baru, tempat baru lainnya dengan gaya hidup berbeda untuk di eksplorasi.

Aku berbohong kalau bilang tidak bosan dengan pola ini. Tentu, cerita fantasi pada dasarnya adalah menyodorkan imaji tak terbayangkan, sesuatu yang amat berbeda dengan dunia nyata milik kita. Tapi ketika sebuah cerita fantasi sudah memasuki buku ke-6, dengan label pertarungan terakhir, rasa-rasanya world-building seharusnya menjadi PR yang sudah lama selesai.

Ngomong-ngomong soal pertarungan terakhir, dengan semua yang telah terjadi selama enam buku kebelakang, yah, aku tidak puas.

Si Tanpa Mahkota. Sejauh yang kita ketahui adalah pewaris tahta sah kerajaan Klan Bulan, sebelum akhirnya dikhianati. Dari namanya saja, rasanya sulit untuk melupakan kisah satu itu. Dan buatku, meskipun ceritanya terdengar semakin buruk, selalu ada setitik kebingungan apakah dia sungguhan jahat, apakah setidaknya kemarahannya sebenarnya hanya karena ia menuntut keadilan. Grey character, istilahnya. Apalagi dengan Tamus yang terang-terangan pernah menjelaskan kalau Raib adalah keturunan si Tanpa Mahkota, aren’t they at least have a family thing? Unless, this book has completely broke every single theory? Bukan teori malah, itu fakta yang disampaikan bukunya sendiri. Hadeeh.

Inkonsistensi memang jadi permasalahan sendiri di seri Bumi, seperti bagaimana diubahnya nama militari klan matahari dari Pasukan Cahaya menjadi Pasukan Matahari, which is understandable, karena kemudian kita tau kalau ada entitas bernama Makhluk Cahaya.

Dengan Tanpa Mahkota yang ternyata tidak seelegan yang kuharapkan, atau sebagaimana yang Batozar bilang, ia hanyalah pangeran galau. Tamus bahkan lebih mengintimidasi daripada TM, ingat bagaimananya caranya mendapatkan apa yang ia inginkan? Now, thats scary, not “or you die” s—umm—stuff.

Juga pertanyaan baru, pemilik kekuatan murni itu apa? Bahkan meski sudah dijelaskan sedemikian rupa di buku ini, bukannya itu malah bikin alasan dasar mereka melakukan petualangan ini  jadi terasa sia-sia? Intinya aku bingung.

Hal-hal seperti ini yang aku rasa lebih perlu di eksplor daripada world-building lagi ­world-building lagi. Tentang interaksi antar karakter, tentang kekuatan mereka, tentang masalalu. Dan gak pernah aku segedeg ini sama Ali selain di buku ini. Seperti yang aku bilang di resensi buku sebelumnya, bagaimana Seli dan Ra yang gak terlalu peka sama kondisi keluarga Ali itu nyebelin, dan ada dua kesempatan dalam buku ini di mana mereka bisa menjadi remaja normal dan flip the things out, but they dont. Oke, paham, ada hal yang lebih penting, diskusi tentang itu bisa dilakukan nanti-nanti. Tapi buku ini adalah buku dengan sudut pandang orang pertama, setidaknya, Ra bisa ... kaget, lalu menenangkan dirinya sendiri daripada benar-benar terlihat tidak peduli.

Tapi oke, setidaknya obrolan soal itu ada, dan patut diapresiasi setelah absen selama enam buku kebelakang. Dan sepertinya akan menjadi topik utama untuk buku selanjutnya (yep, cerita belum berakhir, aku juga kaget), yang mana bikin aku berpikir kembali ke topik soal Tanpa Mahkota dan semua pembangunan karakternya. Like, thats it? Buku ini adalah tentang pertarungan terakhir melawan penjahat paling kuat sejagat raya serial Bumi. Yang susah payah mereka cegah dari buku ke buku, dari dunia ke dunia, dari kroni-kroninya yang selalu saja ada. Here's a question: why can't our heroes being heroes?

Hal lain yang gak aku ngerti soal Ali adalah, kenapa dia melakukan apa yang dia lakukan. Setelah ia mengungkap soal trik kecilnya, aku kembali ke bagian ketika dia melakukannya, dan serius deh aku gak ngerti. Lebih gak ngerti lagi kenapa temen-temennya gak ada yang peduli. Seenggaknya kaget, marah, atau apa gitu.

“Ini seru. Sejak kami tahu tentang dunia paralel, bertualang ke mana-mana, kami bertiga tidak pernah punya guru. Kami belajar autodidak menguasai teknik-teknik tersebut. Tapi pagi ini, di klan antah-berantah, Batozar mengajari kami.”

Tentu aja ada hal-hal keren dari buku ini. Secara keseluruhan, petualangan mereka di Klan Komet Minor tidak kalah seru dengan petualangan-petualangan sebelumnya, terutama dengan kekuatan mereka yang terang mengalami perkembangan di sini seiring keberadaan Batozar yang bertindak bukan hanya sekadar pendamping tapi juga guru. Sehingga Ali (seberapapun aku suka sama karakternya) tidak lagi nampak overpower. Ali yang terus menerus menyindir pembaca bukan hal baru, tapi tampil lebih sering dari biasanya adalah sebuah pengalaman unik tersendiri.

Karakter-karakter baru yang gak wholesome-wholesome amat dan ngasih dinamika cerita yang beda. Terutama Kulture dan ide soal kekuatan tidak melulu soal fisik. Aku suka banget sama ide itu. (Walau bertanya-tanya kenapa Seli dan fangirlingnya harus dihujat alih-alih dimanfaatkan sebagai plot cerita, sayang banget).

“Jika semua orang sibuk dengan pukulan berdentum, menghilang, lantas siapa yang akan mendidik generasi berikutnya dengan budaya dan sejarah panjang peradaban? Siapa yang akan memastikan mereka melewati pendidikan yang brilian?”—Kulture

Juga karakter-karakter baru yang meski tidak terlibat langsung dengan cerita ini, menjanjikan cerita seru di masa yang akan datang.

Jadi yah, Nebula unedited version sudah terbit, begitu juga Selena, dan belakangan aku baca postingan tentang bagaimana ada kemungkinan Ily masih hidup. Aku bakal nunggu sampai versi officialnya. Walau kelihatannya Nebula bisa menjawab banyak pertanyaan soal keluarga Ra, keluarga Ali, dan hal-hal emosional yang aku tunggu-tunggu dari series ini. Tapi melihat bagaimana tidak ada yang mati dalam buku ini, dan Ily dibangkitkan kembali, aku gak banyak berharap. Bukannya aku gak suka sama Ily. Aku nangis waktu Ily mati, aku protes waktu nama ILY dijadikan nama mobil terbang dan dihina-hina kecerewetannya, tapi membangkitkannya kembali terasa seperti mengejek pengorbanannya? entahlah, emang saya yang lebay wkwwk.

Judul: Komet Minor
Penulis: Tere Liye
Co-writer: Diena Yashinta
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Maret 2019
Tebal: 376 hlm


Oh iya, beberapa bulan kemarin aku nemu akun twitter fansnya Bumi series, dari sana juga aku nemu orang-orang yang bikin fanart Bumi. Kalau kamu ngikutin series ini, wajib banget di follow.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2nd Blogoversary Giveaway

My 2017 Wishlist

BBI Giveaway Hop

A Study in Scarlet - Sir Arthur Conan Doyle

Max Havelaar - Multatuli