Misteri Gua Purba - Yovita Siswati
Pengarang: Yovita Siswati
Penyunting: Pradikha Bestari
Ilustrator, desain sampul & isi: Indra Bayu
Penerbit: Kiddo
Terbit: Cetakan ke-2, Juli 2014
Tebal: 162 hlm
Genre: Adventure, Thriller & Mystery
ISBN: 978-979-91-0699-5
Saat sedang duduk di ruang makan hotel, Bagas disapa Paman Darsana. Pria bertubuh tambun itu adalah seorang kolektor dan pengamat seni. Paman Darsana memuji sketsa buatan Bagas, dan menunjukkan lukisan-lukisan hebat dalam buku katalognya. Namun, saat si Tato Tengkorang muncul, entah kenapa Paman Darsana jadi ketakutan dan pergi meninggalkan ruangan itu.
Esoknya tiba-tiba saja Paman Darsana menitipkan sebuah tabung bambu misterius pada Bagas lalu ia menghilang. Anehnya, pada pagi hari berikutnya si Tato Tengkorak juga check out dari hotel tersebut. Bagas mau saja menunggu Paman Darsana kembali dan mengembalikan tabung itu, tapi ia sudah harus pergi ke desa sepupunya. Sebelum pergi, Bagas sempat mengambil buku katalog lukisan Paman Darsana. Siapa tau itu bisa jadi petunjuk.
Sepupunya sendiri, Galuh adalah anak perempuan tomboi yang selalu ingin tau. Karena sifatnya itulah Bagas dapat maju selangkah dalam penyelidikannya mengenai hilangnya Paman Darsana. Misalnya tabung bambu itu rupanya berisi kertas daluang kuno bertuliskan sajak beraksara jawa juga lukisan Pasukan Kumsius dalam katalog yang judulnya di tandai tinta merah.
Maka, dimulailah petualangan Bagas dan Galuh. Dari dikejar-kejar si Mata Satu di Pasar Godean, mencari keturunan anggota pasukan perang Dipenogoro di Wonosobo, sampai masuk Gua Jomblang di Perbukitan Seribu. Bukan hanya dalam misi memecahkan hilangnya Paman Darsana tapi juga 50.000 gulden emas peninggalan Belanda.
Hal yang membuat saya ingin membaca buku ini adalah nama salah satu tokohnya yang bernama Galuh, yang merupakan nama teman saya juga. Lebay banget ya XD. Tapi tentu saja teman saya ini bukan teman biasa. Apalagi rasanya udah lama banget gak ketemu sama dia. Pintar, rajin, dan gak pilih-pilih teman. Galuh saya ini teman yang baik hati ;) Perkenalan menyebalkan saya dengan dia gak akan saya lupa :p. Dan mau gak mau. Saya jadi ngebandingin Galuh di buku sama Galuh teman saya. Mereka sama-sama jail dan sama-sama orang jawa, tapi Galuh saya gak suka baca buku, apalagi buku prediksi perang nuklir.
Saya juga suka sama setting Yogyakarta. Saya pernah ke Yogya sekali, dan cukup familiar dengan tempat yang disebut dan lagi-lagi saya keinget teman-teman saya waktu kita ke Yogya dulu.. Aaak kangeeen. Tapi sayang setting kota Yogya-nya cuma sedikit. Sisanya gadag-gidig keliling Yogya.
Sementara itu, ceritanya sendiri lebih keren dari Misteri Kota Tua tapi favorit saya masih Misteri Kota Topeng Angker. Apalagi penjahatnya 'kacida', untungnya diselamatkan oleh teka-teki yang rumit. Dan tetap dengan ilustrasi yang menarik perhatian walau sepertinya jumlahnya lebih sedikit. Covernya keren, ilustrasi menjelang ending di Gua Jomblang, dan ternyata spoiler sekali. Lalu info-info mini juga masih ada, sama seperti Galuh, saya baru tahu ada keris yang lurus. Dan saya tidak tahu kenapa, interaksi antara Galuh dan Bagas terasa berbeda dari seri sebelumnya. Apa karena persaingan di antara keduanya lebih kuat? Karena mereka sudah saling kenal?
Terimakasih atas bukunya, Mbak Yovita :D |
Komentar
Posting Komentar