Resensi Buku: Selena - Tere Liye

Resensi selena tere liye
goodreads

Setelah review penuh rant sebelumnya, sebetulnya mengejutkan bagaimana aku bisa memutuskan untuk melanjutkan seri ini. Ditambah, Komet Minor sebenarnya adalah titik paling sempurna jika memang bosan membaca seri Ra dkk, fokus utama yang dibangun sejak buku Bumi tentang mencegah si Tanpa Mahkota dari menguasai dunia paralel telah selesai. Apalagi setelah tahu bahwa rangkaian seri ini dijamin akan semakin panjang, lupakan asumsi bahwa kisah ini berhenti di buku ke-empat, Tere Liye sudah mengkonfirmasi SEPULUH judul lanjutan setelah Nebula yang berarti total buku seri ini adalah delapan belas dan ini baru fase pertama, implikasi akan ada fase lainnya.

sumber: facebook page Tere Liye

Boleh dibilang satu-satunya alasanku masih mau ngikutin adalah fandomnya. Ngikutin banyak fanartist dan theorist di instagram dan twitter bener-bener bikin ikutan hype dan sayang banget rasanya kalau aku gak tau konteksnya. Dan jujur aja, ini pertama kalinya aku liat fandom cerita fantasi lokal sebesar ini, yang sungguhan konsisten bikin fanfic, fanart bahkan meme soal cerita novel. Atau kemungkinan besar aku cuma gak tau aja, kalau kamu tau IP lain yang fandomnya se-supportif ini, please tell me :D.


Jadi, Selena. Aku rasa ada bagusnya aku membaca buku ini dengan ekspektasi tidak terlalu tinggi. Kerena akhirnya aku jadi suka buku ini, banget.

Ibuku dulu pernah bilang, "Selena, hidup ini hanya soal sudut pandang. Digeser sedikit saja cara kita memandangnya, kita bisa mengubah sesuatu yang menyebalkan menjadi hal yang berbeda."—hal. 45

Pertama, latarnya. Hal yang selalu kubahas di review-review sebelumnya, karena aku bener-bener cape sama dunia baru setiap buku. Jadi selamat datang kembali ke Klan Bulan. Klan yang pertama kali dikunjungi Ra dkk, dan sebagaimana judul bukunya, ditelusuri melalui kacamata Miss Selena sejak ia kecil hingga semester kedua Akademi Bayangan Tingkat Tinggi. Yep, sekarang benar-benar berganti POV, tidak seperti waktu di buku Bulan dan Matahari ketika orang-orang mengira giliran Seli dan Ali yang bercerita.

Kembali ke Klan Bulan, walau tidak langsung menginjak kaki di Kota Tishri, aku senang bisa mengeksplor lebih banyak soal tempat-tempat lain di Klan Bulan. Malah salah satu budayanya jadi semacam konfirmasi di mana latar tempat dunia Ra dkk berada. Tau kan bagaimana awal-awal seri Bumi tidak pernah benar-benar menyebutkan kota Ra tinggal kendati mereka hidup di Bumi (beberapa orang bilang ini memberikan kebebasan pada pembaca untuk menentukkan sendiri tempat Ra tinggal, menjadi lebih relatable), tapi setidaknya salah satu petunjuknya adalah bagaimana kota Tishri dan kota Ra adalah replika satu sama lain. Dengan kebiasaan Selena yang suka berkata "Heeh" dan cerita tentang dua klub sepak bola yang selalu ditunggu pertandingannya, aku rasa bisa disimpulkan dengan jelas di kota maan Ra tinggal. Bahkan mungkin nama kota Tishri sendiri adalah permainan kata dari tiris.

"Tidak ada salahnya dicoba. Kata orang bijak, kita akan lebih menyesal jika tidak melakukan karena takut, dibanding melakukan meskipun gagal."—Aq, hal 63

Kedua, mengambil premis kisah tiga sahabat dan pengalaman mereka di sekolah, aku sempat takut bakal ada terlalu banyak paralel dengan buku Bumi. Dan ternyata benar, ada banyak sekali paralel, tapi jenis yang kusukai. Kehidupan Selena seratus delapan puluh derajat berbeda dengan Ra, dan hal itu ditekankan berkali-kali. Dibandingkan Ra yang diceritakan berkehidupan kurang lebih rata-rata biasa saja, dengan orangtua yang supportif, anak tunggal, memiliki 'dua ekor' kucing, tidak terlalu menonjol di sekolah, lebih banyak memilih menghindari konflik, seolah memanifestikan kekuatannya, menghilang. Selena disisi lain, menjadi korban rundung sejak kecil, terpaksa pindah ke keluarga pamannya dengan lima orang sepupu, bekerja di kontruksi sejak umur lima belas tahun, dan bagaimana reputasinya di sekolah, tidak menonjol dan memilih menjauhi masalah bukanlah jenis kosa kata yang cocok.

"Bagus sekali. Seperti yang aku duga, kamu tidak takut melihatku, Selena. Kamu justru penasaran! Itu ciri terbaik seorang pengintai."—Tamus, hal 71.

Juga bagaimana mereka menghadapai Tamus, baik Ra dan Selena sama-sama mantan murid Tamus. Sama-sama menerima ancaman untuk menurutinya, tapi bagaimana sikap mereka pada Tamus, bagaimana sikap Tamus pada mereka, benar-benar menjelaskan banyak kenapa Ra adalah tokoh utama rangkaian seri ini, juga memberi gambaran bagaimana Nebula akan berakhir. Secara singkat, Selena tidak memberikan banyak basa-basi pujian atas betapa panutannya sikap tokoh utama, dan wajar saja mengingat kisah ini milik salah satu pengintai terbaik Klan Bulan, dan justru itu menariknya, karakter abu-abu.

"Dunia kita dekat sekali dengan kegelapan. Maka saat gelap menyelimutimu, pastikan kamu tetap berusaha mencari cahaya di sekitarmu. Dirimu sendiri adalah satu-satunya yang bisa kaupercaya. Nurani. Cahaya itu selalu ada di hatimu. Gunakanlah. Terangi jalanmu, temukan pilihan hidupmu. Semoga itu bisa membawamu menuju jalan yang lebih baik."—Bibi Gill, hal. 399

Selain itu dinamika antara tiga sahabat juga jelas berbeda sekali dengan trio Ra dkk. Beberapa hal mengingatkan satu sama lain, seperti sentimen terhadap drakor yang menjadi boyband, atau peran-peran klasik si pembuat kekacauan, si pemimpin, si jenius, dan si penenang, tapi ini tidak serta merta membuat pemikiran "oh, tokoh ini berperan sebagai tokoh ini dalam kelompok ini". Memberikan keunikan tersendiri untuk cerita ini alih-alih sekadar kisah anak-anak terbaik di sekolah.

Ngomong-ngomong sekolah, sebenarnya aku salah menyebutnya sekolah, Selena sudah kuliah. Yah, dia maba di buku ini. Dan pas sekali aku membacanya di masa-masa pmb seperti sekarang ini. Meski harus meringis lama membaca bagaimana budaya pmb klan bulan rupanya masih sama barbarnya dengan klan yang mereka sebut makhluk rendah, juga bagaimana tokoh utama menjadi revolusioner untuk budaya ini. Entahlah, rasanya untuk klan yang sudah mengalami konflik panjang antara pemilik kekuatan dan bukan pemilik kekuatan, apakah saling sikut hanya karena perbedaan level masih relevan? Bahkan secara terang-terangan begitu? Atau justru itu poinnya? Sekaligus jawaban kenapa pengikut Tamus rupanya banyak sekali, diam-diam pemilik kekuatan terbiasa menyombongkan kekuatannya?

"Kita tidak melawan kakak tingkat. Kita melawan kesewenang-wenangan,"—Selena, hal. 135

Beberapa plothole juga masih belum benar-benar terjawab. Tentang perbedaan pemilik kekuatan murni dengan keturunan keluarga kerajaan klan Bulan, dan jika mungkin itu hanya akal-akalan Tamus untuk membuat Ra mau menolongnya, kenapa buku kehidupan tetap memanggilnya "Putri"? Dan bagaimana dengan siklus ribuan (dua ribu (?)) tahun? Jika Mata dan Ra adalah pemilik kekuatan murni, bukannya usia mereka terlalu dekat? (sike, baru nanya ini tanggal 3, tanggal 6 sudah dijawab)Kenapa pula Mata punya nama yang sama dengan putra Hana-Tara-Hata?
"Kita seperti pembaca buku serial, dipaksa menunggu lagi. Tidak sabaran. ... Menunggu komunikasi tersambung lagi, hanya itu pilihan kita. Begitu Miss Selena menggenapkan ceritanya, kita akan tahu semuanya"—hal. 364

Aku belum membaca Nebula, dan mengingat bagaimana dua buku ini terbit bersamaan bahkan blurbnya juga sama mungkin seharusnya aku membacanya langsung setelah menamatkan Selena. Tapi, melihat judulnya, juga bagaimana Selena berakhir, aku rasa terang sekali kalau Nebula akan memperkenalkan klan baru, jadi aku akan mengambil waktuku sebentar.

Judul: Selena (Serial Bumi #8)
Penulis: Tere Liye (Co-Author: Diena Yashinta)
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit:  Maret 2020 (cetakan ke-1)
Tebal: 368 hlm

Komentar

Postingan populer dari blog ini

2nd Blogoversary Giveaway

My 2017 Wishlist

BBI Giveaway Hop

A Study in Scarlet - Sir Arthur Conan Doyle

Max Havelaar - Multatuli