#125Cerita (Celebrating 125 Years of Agatha Christie)
Saya pertama kali
mengenal Agatha Christie, dari sebuah buku kumcer usang yang direkomendasikan
teman saya. Saat itu, ditengah tren membaca novel dan semangat membaca saya
tinggi, saya menerima tawarannya meski kondisi bukunya sudah tidak menarik
lagi.
Buku itu berjudul
The Labours of Hercules, yang digadang-gadang teman saya itu sebagai sesuatu
yang menakjubkan. Dan benar saja, baru membaca cerpen pertamanya saya langsung
takjub. Sayang, saya hanya bisa membaca sebagian isinya, karena buku yang
statusnya sedang di pinjam teman saya dari perpustakaan itu harus segera
dikembalikan. Dan sialnya, karena alasan teknis, baru satu semester kemudian
saya bisa melanjutkan membacanya.
Untungnya, selama
jeda waktu itu saya dan teman saya memutuskan untuk membaca lebih banyak karya
beliau. Sparkling Cyanide menjadi
novel Agatha pertama yang kami baca, meski awalnya sulit menghadapi alur
lambat, kami cepat terbiasa.
Mulai dari teriak-teriak histeris tiap pagi ketika membahas buku-buku beliau, sampai mencoba meracuni teman-teman yang lain dengan bacaan yang sama. Bahkan saat ini buku-buku Agatha Christie menghubungkan kami meski kami sudah beda sekolah.
Bagi
saya, novel-novel Agatha Christie tidak hanya menjadi bacaan pertama saya
mengenai fiksi thriller, tapi juga merupakan awal mula saya akhirnya memutuskan
ingin menjadi seorang ‘pembaca’, yang mana menghubungkan saya dengan banyak hal.
Komentar
Posting Komentar