Why Didn't They Ask Evans? - Agatha Christie

Judul : Why Didn't They Ask Evans? (1934)
Judul terjemahan : Pembunuh di Balik Kabut 
Pengarang : Agatha Christie 
Alih Bahasa : Mareta 
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama 
Terbit : Cetakan ke-enam, Oktober 2012 
Jumlah Halaman : 304 Hlm


Bobby dan Dokter Thomas sedang bermain golf ketika mereka menemukan orang itu, sepertinya ia salah langkah ketika kabut datang sehingga terjatuh dan pingsan di jurang itu.
Dokter Thomas akhirnya pergi mencari bantuan dan Bobby ditugaskan menunggui pria itu, beberapa menit kemudian, pria itu meninggal dengan kata-kata terakhirnya "Mengapa mereka tidak memanggil Evans?" Bobby kemudian
menutup wajah pria itu dengan saputangan yang ada di sakunya, tak sengaja sebuah benda tertarik keluar, sebuah foto wanita yang menarik yang tak mungkin di lupakan, tentu ia mengembalikan foto itu lagi.

Ingat akan janji pada ayahnya membuat Bobby tidak ragu untuk mengalih-tugaskan tugasnya menunggui mayat pada seorang pria asing bernama Bassington-ffrench yang kebetulan lewat.
Kejadian aneh baru terjadi setelah pemeriksaan, polisi menemukan foto wanita di saku korban dan menghubungi Mrs. Cayman, wanita yang ada dalam foto. Ia mengakui pria itu adalah kakaknya yang bernama Alex Pritchard. Hal yang aneh adalah Mrs. Cayman samasekali berbeda dengan wanita menarik di foto yang kemarin Bobby lihat. Apalagi beberapa hari kemudian Bobby diracun dengan 8 butir morfin! Sebuah keajaiban dia masih hidup. Pertanyaannya, siapa yang ingin Bobby mati? Kenapa?

Hal ini mengusik pikiran sahabat lama Bobby, Frankie, bangsawan rendah hati juga cerdik. Berdua, mereka menyelidiki kasus ini.

Luar biasa. Saya pikir, saya sudah mulai terbiasa mendapat fakta-fakta mengejutkan di buku Agatha, biasanya merupakan fakta-fakta kecil yang mengejutkan. Tapi disini fakta-fakta besar disembunyikan dengan rapih, lalu di-ungkapkan satu-persatu mebuat jantung serasa berhenti berkali-kali.

Bahkan ketika saya sudah mencurigai seseorang, Agatha membuat 'fakta palsu' yang sangat meyakinkan dan membuat orang tersebut terlihat tidak bersalah samasekali bahkan saya berharap dia datang sebagai pahlawan yang selalu datang terlambat. Tapi, selembar dua lembar kemudian saya di buat tertawa akan kebodohan saya karna orang itu memang bersalah, membuat saya terkejut walau pernah mencurigainya.

Tokoh-Tokoh
Sylvia Bassington-ffrench, Istri yang baik, teman bicara sekaligus sumber informasi bagi Frankie.
Henry Bassington-ffrench, diduga pecandu morfin, sifatnya yang berubah-ubah tidak disukai Frankie.
Roger Bassington-ffrench, orang yang menunggui mayat, menjadi partner kedua Frankie dalam menangani kasus ini.
Dokter Nicholson, mengingatkan saya pada Hercule Poirot. Ia tertarik pada hal-hal detail juga angkuh. Tapi, sikapnya yang penuh selidik membuatnya ditakuti Frankie dan Sylvia
Moira Nicholson, seperti kelinci. Begitu rapuh dan lemah membuat setiap pria kasihan, termasuk Bobby. Tapi itu membuat Frankie mual.

Betapa peliknya kasus ini, morfin, pembunuhan, pemalsuan, komplotan, penculikan, warisan, segala yang awalnya hanya ada dalam khayalan Frankie tiba-tiba jadi nyata. Tapi paling tidak Frankie dan Bobby sadar akan satu hal setelah kejadian yang mereka alami, apalagi? Mereka saling mencintai. Sejak awal, chemistry diantara mereka memang sudah terasa. Walau Bobby merasa tidak pantas bersama dengan Frankie yang notabene adalah seorang Lady, sedangkan dirinya hanya anak ke-empat seorang pendeta. Tapi, Frankie juga bukanlah bangsawan yang sombong, ia dan keluarganya selalu berusaha membantu semua orang dan tidak pernah merasa lebih tinggi dari orang lain, membuat mereka disegani. Kisah yang klasik, Tapi tetap menarik. Apalagi ketika mereka tanpa sadar saling cemburu, mendapati orang lain menarik perhatian sang 'kekasih'.

Ngomong-ngomong saya takjub dengan sang pelaku, pandai menyamar, pandai bersandiwara, pandai memalsukan tulisan dan tanda tangan, sayang dia jahat.

Satu-satunya yang jadi masalah dalam buku ini, saya tidak nyaman dengan terjemahannya. Campuran antara bahasa baku dengan bahasa sehari-hari membuatnya aneh.

---


"Ada satu hal yang kau ceritakan padaku. Aku ingin sekali tau. Siapa Evans?" (Frankie) 
"Oh!" Katanya. "Jadi kau belum tau?" Dia tertawa dan tertawa lagi. "Lucu sekali,"


Evans, siapa kau sebenarnya?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

My 2017 Wishlist

Max Havelaar - Multatuli

A Study in Scarlet - Sir Arthur Conan Doyle

Misteri Gurindam Makam Kuno - Yovita Siswati

Tampilan Baru