Misteri Patung Garam - Ruwi Meita
goodreads |
Judul: Misteri Patung Garam
Pengarang: Ruwi Meita
Penerbit: Gagasmedia
Terbit: Cetakan ke-1, 2015
Tebal: 278 hlm
Genre: Thriller & Mystery
Seorang pianis ditemukan tewas dalam posisi sedang bermain
piano di rumahnya, ketika ditemukan mayatnya dilapisi dengan adonan garam,
menggunakan wig merah panjang dan seluruh organ dalamnya raib.
Kiri Lamari, seorang polisi dengan selera makan yang aneh
diminta menangani kasus ini bersama rekannya, Inspektur Saut. Apa maksud simbol
IDIS yang ditinggalkan pelaku di tempat
kejadian? kenapa pelaku begitu terobsesi dengan garam? Belum sempat pertanyaan
itu terjawab, muncul korban lain, di bunuh dengan cara yang sama.
kasus ini semakin rumit ketika pikiran Kiri harus terbagi
dengan masalah personalnya. keasihnya, kenes menuntutnya untuk segera menikahinya,
tapi sebelum itu Kiri harus menyelesaikan urusannya dengan sang ayah. Dan itu,
adalah hal terakhir yang ingin Kiri lakukan di dunia. Ditambah dengan seorang
anak mantan pencopet yang merangsek masuk kekehidupannya.
kemudian kedua masalahnya seolah berpilin jadi satu, Kiri dikejar
waktu untuk memecahkan Misteri Patung Garam, karena kenes jadi target berikutnya.
Dibuka dengan adegan kekejaman si pembunuh, Misteri Patung
Garam menawarkan aura mengecam yang berkelanjutan. Saya gak bisa berhenti
membalik halaman demi halaman karena keseruannya. karakter-karakternya juga unik,
ada Inspektur Saut yang degan ‘kampret rebus’nya, kenes yang agresif serta
Ireng yang cerdas. Dan tentu saja Kiri dengan sikapnya yang menawan.
Twistnya pun tak terduga meski awalnya saya sudah merasa
putus asa. Herring Merahnya tidak banyak, sehingga pembaca tidak terlalu
dibingungkan. Saya bahkan sempat mengira kalau ini hanya akan jadi cerita how-catch-em karena tersangka punya
alibi yang sangat kuat meskipun semua bukti (nonfisik) mengarah kepadanya. Tapi
ternyata ... jeng jeng jeng
Gaya berceritanya menyenangkan, saya yang terbiasa baca
cerita terjemahan disuguhkan bahasa baku di banyak kesempatan. Tapi masih ada
juga beberapa slang yang buat ceritanya berasa Indonesia.
Sebenernya sih, rasa suka saya terhadap novel ini juga
dipengaruhi ekspetasi yang saya pasang rendah *plak. Thriller lokal yang
terakhir saya baca, konstatinopel, tidak terlalu memuaskan. Makanya agak terkejut ketika ada cerita lokal sebagus
ini. Dan seneng banget dengan berita konon novel keduanya sedang ditulis. Saya
pasti beli, dan sambil menunggu, mungkin berburu thriller lokal lain?
Komentar
Posting Komentar