2019 Book Event

2019 memang bukan tahun paling produktif untuk kegiatan literasiku, jumlah buku yang kubaca masih belum meningkat dari tahun sebelumnya, resensi yang kutulis apalagi. Tapi bukan berarti aku absen sama sekali. Malahan, aku rasa 2019 menjadi tahun dimana aku lebih banyak datang ke acara offline dibanding tahun-tahun sebelumnya, dan aku rasa ini menjadi awal yang bagus karena akhirnya aku sadar acara offline gak kalah seru dengan acara online hehe.

PELUNCURAN BUKU SEPILIHAN CERPEN SEPASANG SEPATU TUA

Sudah pasti ini yang kusebut, malah sudah pernah kubuat postingan tersendiri di sini. Kalau ada sesuatu yang sangat berkesan mengenai acara itu, aku rasa aku belajar tentang bagaimana menerima bahwa kita tidak bisa menerima semuanya. Kata-kata Eyang Sapardi tentang puisi yang tak perlu dipahami benar-benar membekas dan secara keseluruhan membuatku merasa lebih baik ketika tidak bisa memahami bagaimana sesuatu bisa bermakna bagi orang lain tapi tidak bagiku dan sebaliknya. To each its own.

Bioskop Baca: The Hate U Give

Acara ini diadakan Goodreads Indonesia dengan kerjasama bersama Bookish Indonesia dan Gila Film. Kegiatannya nobar dan diskusi buku The Hate U Give. Daftar sekitar H-1 dengan ancaman gak ada temen buat ke sana, its feel like a gambling, belum lagi ditambah fakta ini belum seminggu semenjak aku ke UI buat hadir di peluncuran buku eyang Sapardi, berasa hedon banget bolak-balik Jakarta wkwkwk.
Buku The Hate U Give sendiri sudah sangat powerful dengan pesannya soal isu rasial, di film, dengan tambahan drama juga twist rasanya jadi lebih menaruk lagi. Sayang banget film ini gak ditayangin di bioskop Indonesia pdahal bagus banget. Aku juga seneng ikutin diskusinya, dapet banyak ilmu soal hal-hal dibalik filmnya, trend #ownvoices, juga rekomendasi film serupa.

Ke Perpusnas

Sebenernya ini bukan bookevent, cuma pengalaman pertama aku ke perpusnas aja, wkwk. Kesan pertama, jujur aja cukup buruk. Mungkin karena tempatnya ternyata besar banget dan orangnya banyak banget tapi anehnya juga sepi, jadi rasanya mengintimidasi. TAPI EMANG SEKEREN YANG ORANG-ORANG BILANG.  Koleksi bukunya banyak banget. Kalau bukan karena berangkat kesana bareng temenku yang hafal kode sistem Dewey, kayaknya aku cuma bakal keliling-keliling rak nyari buku kayak anak ilang.

 Gramedia Writers and Readers Forum (GWRF)

Ke perpusnas lagi, kali ini lebih berkesan karena bertepatan sama mati lampu nasional! Walau emang waktu itu cuma ngikutin satu forum aja sih, tapi itu aja udah wah banget. Mas Ahmad Fuadi, seperti buku-bukunya selalu menginspirasi. Beliau bercerita tentang rencana buku barunya, motivasi menulis juga tentang hal-hl dibalik layar pembuatan seri Negeri Lima Menara. Sungguh menampar buat saya yang lebih seneng menghayal daripada nulis benerannya wkwkw. Kalau ada yang kuingin komentari, mungkin keselarasan antara isi materi dengan tema yang menurutku masih sulit kutangkap, tapi keseluruhan acaranya seru banget!


Komentar

Postingan populer dari blog ini

2nd Blogoversary Giveaway

My 2017 Wishlist

BBI Giveaway Hop

A Study in Scarlet - Sir Arthur Conan Doyle

Max Havelaar - Multatuli