Night of the Living Dummy III - R. L. Stine

boneka hidup beraksi 3
goodreads
Judul: Night of the Living Dummy III (Goosebumps #40) (1995)
Judul terjemahan: Boneka Hidup Beraksi III
Pengarang: R. L. Stine
Penerjemah: Hendarto Setiadi
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Terbit: Cetakan ke-1, Januari 1997
Tebal: 144 hlm
Genre: Horor
ISBN 979-655-073-3
“Smiley—berhenti!” aku memekik.
Senyum di wajah boneka itu langsung lenyap. Ia menatapku sambil memicingkan mata. “Aku bukan Smiley,” katanya dengan suara parau. “Namaku Slappy.” —p. 102

Slappy kembali! dan kini, yang diterornya adalah kakak-beradik Trina  dan Dan. Trina dan Dan bukan sebenarnya bukan saudara yang akur, tapi keadaannya berbeda kalau mereka sudah berhadapan dengan Zane sepupu mereka. Zane berbadan besar dan terlihat seperti anak yang berani, tapi dia sebenarnya membosankan dan penakut. Karena itulah, Trina dan Dan sangat suka untuk mengerjainya, terakhir kali Zane berkunjung ke rumah tua mereka, ia ketakutan setengah mati.

Tapi dengan datangnya Slappy, mantra penghidup bonekanya dan selusin boneka lain di loteng. Keadaannya jadi terbalik.

Daripada buku ketiganya ini, saya lebih menyukai buku pertama dan keduanya. Alasannya: pertama, karena akhirnya gantung. Eh, buku pertama dan keduanya juga gantung, sih. Tapi yang ini gantungnya lebih menyebalkan. Endingnya ini juga membuat saya gak suka sama Trina, karena dia seolah-olah gak bisa menyelesaikan masalahnya.

Dengan ending-ending yang menggantung ini, hubungan buku ke bukunya malah jadi gak kelihatan. Memang sih, Slappy ditemukan dalam keadaan seperti dalam buku kedua, tapi tetap saja ini menimbulkan pertanyaan baru, “kok bisa?”

Apa endingnya saja? tidak juga, keseluruhan cerita sebenarnya memiliki pola yang sama dengan buku satu dan duanya, jadi agak tertebak. Sepertinya memang bukan direncanakan sebagai cerita yang mesti di baca berurutan.

Tapi buku ini tetap buku horor, menawarkan ketegangan berkali-kali dan misteri yang menakutkan. Mengabaikan hal-hal teknis yang mungkin memang sengaja di buat untuk membuat pembaca ketakutan sampai akhir, buku ini tetap menarik untuk dibaca. Terutama karena ada ancaman dari lusinan boneka itu, dan topik yang cukup menarik tentang piano dan kamera.

Sekian,


Komentar

Postingan populer dari blog ini

My 2017 Wishlist

Max Havelaar - Multatuli

A Study in Scarlet - Sir Arthur Conan Doyle

Misteri Gurindam Makam Kuno - Yovita Siswati

Tampilan Baru