Death in the Clouds - Agatha Christie
Judul : Death in the Clouds (1935)
Judul terjemahan : Maut di Udara
Pengarang : Agatha Christie
Alih Bahasa : Windrati Selby
Desain & ilustrasi sampul : Satya Utama Jadi
Terbit : Cetakan ke-7, November 2013
ISBN : 978-979-22-2889-2
Tebal : 328 hlm
Genre : Classic, Crime, Thriller & Mystery
Dalam pesawat Prometheus yang bising. Poirot dalam pakaian tebalnya tertidur karena mual. Hampir semua orang sama diamnya, larut dalam pikirannya masing-masing. Namun, tanpa mereka sadari. Seorang wanita besar di kursi paling belakang telah tewas, dengan luka kecil di lehernya yang di duga kuat karena duri beracun yang ditemukan di lantai.
Saya baca buku ini setelah selesai dengan Misteri di Styles. Tapi, sepertinya memang sulit menikmatinya. Seharusnya, saya move on dulu dari Misteri di Styles. Akhirnya saya 'mual', dan tidak mencoba untuk menerka-nerka, tidak berusaha untuk mencerna fakta-fakta yang diberikan. Cape juga dengan Poirot yang pergi kesana kemari dan hanya bertanya sedikit-sedikit.
Tapi, Poirot selalu punya daya tarik sendiri. Ide-idenya yang seringkali merepotkan orang benar-benar menghibur. Ada beberapa adegan yang menarik juga sih, beberapa malah lucu (ini novel detektif apa komedi?) Misal Inspektur Japp yang beberapa kali berpendapat bahwa penulis dan cerita detektifnya itu konyol dan bodoh. Padahal ia hidup dalam cerita seperti itu XD
".... Penulis-penulis cerita detektif itu... selalu membuat polisi kelihatan bodoh... dan mengambil prosedur yang salah. Kalau aku mengatakan kepada atasanku hal-hal yang dikatakan inspektur-inspektur dalam cerita-cerita itu kepada atasan mereka, dengan segera aku akan dipecat dari kepolisian. Tukang cerita yang tak tahu apa-apa! Ini cuma satu jenis pembunuhan tolol seperti yang ditulis penulis cerita murahan." (56-57)
Atau adegan-adegan menyindir Sherlock Holmes, suka sekali Agatha menyindir dia.
"Gelandang kecil yang sungguh aneh," kata Gale. "Menyebut dirinya detektif. Aku tak tahu bagaimana ia bisa melakukan banyak penyelidikan. Penjahat mana pun bisa melihatnya meskipun ia berada pada jarak satu mil. Aku tak tahu bagaimana ia bisa menyamar."
"Ide Anda tentang seorang detektif sungguh masih kuno sekali," kata Jane. "Semua alat penyamar seperti jenggot palsu itu sudah ketinggalan zaman. Sekarang detektif hanya duduk dan memikirkan kasusnya secara psikologi" (75)Nah, supaya review ini tidak terlalu pendek. Mungkin anda mau berkenalan dengan para tersangka dan korban (review macam apa ini)
- Madame Giselle, seorang rentenir terkenal di Paris yang hidup sebatang kara. Ia menggunakan pengetahuan tentang kliennya sebagai jaminan. Tapi, Madame Giselle adalah orang jujur, ia tidak pernah menggunakan pengetahuannya untuk tujuan buruk.
- James Ryder, Pembisnis yang sedang dalam kesulitan keuangan. Mendapat uang dari wartawan atas wawancaranya sebagai saksi.
- M. Armand Dupont, seorang arkeolog dan M. Jean Dupont anaknya yang juga seorang arkeolog, ia membunuh lebah yang terbang di pesawat itu. Keduanya tidak terpengaruh akan pembunuhan ini.
- Daniel Clancy, penulis cerita detektif yang bersemangat mengenai kasus ini. Ia lah satu-satunya yang mengetahui duri beracun milik suku pedalaman Amerika selatan atau Borneo dan kenyataan bahwa ia pernah melewati Madame Giselle dan ia mempunyai sumpitan membuatnya sangat dicurigai. Berencana menulis buku tentang kasus ini.
- Hercule Poirot, orang pertama yang menemukan anak panah kecil itu di lantai, sebuah sumpitan ditemukan di balik kursinya. Kenyataan ini ditambah karena ia bukan orang Inggris, membuatnya tidak disukai dewan juri.
- Dokter Bryant, spesialis penyakit THT, merupakan orang pertama yang memeriksa mayat. Bila ia salah satu klien Madame Giselle, ia beruntung akan pembunuhan ini.
- Norman Gale, dokter gigi yang tampan. Tempat praktiknya hampir tutup karena orang takut pada dokter gigi terduga pelaku.
- Jane Grey, asisten penata rambut yang sedang jatuh cinta. Akibat pembunuhan ini ia mendapat keuntungan sementara berupa naiknya gaji karena orang-orang berdatangan untuk mengetahui ceritanya.
- Countess of Horbury, bangsawan sombong pecandu kokain. Bila ia salah satu klien Madame Giselle, ia beruntung akan pembunuhan ini.
- Yang Mulia Venetia Kerr, bangsawan seperti kebanyakan. Ada hubungan dekat dengan Lord Horbury. Pembunuhan ini memperkecil kemungkinan Lord Horbury mendapat alasan untuk menceraikan istrinya dan menikahi Miss Kerr.
- Mitchell, kepala pramugara, orang pertama yang menemukan korban. Secara ekonomi sama sekali tidak terpengaruh, tapi ia tertekan karena kasus ini.
- Albert Davis, pramugara kedua. Kebalikan dari Mitchell, ia menjadi bersemangat karena banyak orang yang bertanya padanya.
Bukunya seru kok, review saya saja yang kacrut.
Komentar
Posting Komentar